Minggu, 05 Agustus 2012

Kangen Bapak


Dimimpiku semalam ada Bapak. Dengan rambut putih bersorban cokelat muda, keringat berbulir-bulir di keningnya, pipinya sedikit kempot, karena keriput makin banyak, tapi Bapak tersenyum, tersenyum saja.
Lalu beliau bercerita padaku tentang tetanaman rupa-rupa yang dirawat oleh tangan tuanya, "banyak buahnya itu belimbing, tunggu kamu pulang, aku akan memetiknya buat cucuku," begitu katanya.
Dalam mimpiku aku cuma bisa mengangguk setuju, menatap punggung beliau yang membelakangiku, masih menunjuk-nunjuk bunga-bunga aneka warna dalam pot-pot yang dirawat tangan tuanya.

dan mengalirlah lebih banyak cerita, bagaikan dongeng-dongeng yang menemani waktuku menjelang tidur saat kecil dulu,
dongeng tentang fabel, flora dan fauna, kisah-kisah kepahlawanan para nabi dan syuhada,
dongeng tentang alam, hujan, angin dan air mata,
dongeng tentang perjalanan,

..ah,  perjalanan itulah yang membuatku jauh dari Bapak,
hingga delapan belas purnama aku tak bisa bersimpuh  dihadapannya,
mencium tangannya,
menghitung-hitung harapan, tentang perjuangan meraih mimpi-mimpiku
beliau ada disana, menyemangatiku lewat mata tuanya,
yang meski kulihat sering berkabut, tapi sarat dengan kasih dan doa

Dimimpiku semalam ada Bapak,
yang bibirnya tak berhenti merapalkan doa-doa,
menyebutku berkali-kali, menungguku kembali,

disini aku,
ditengah malam-malam Ramadanku,
cuma bisa mengingat Bapak disela-sela sujud panjangku
cuma doa-doa
cuma ar mata

Dimimpiku semalam ada Bapak
menjunjungku di pundaknya, menyanyikanku lagu kanak-kanak dengan gitar tuanya,
membuatkanku ayunan, jungkat-jungkit dan rumah pohon dengan tangannya
persis seperti dalam hari-hariku dimasa kecil dahulu
dan aku tak ingin terjaga,...

Adelaide, 6 Agustus 2012
saat kangen Bapak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar