Kamis, 06 Februari 2014

Refleksi : Logika (bukan) Dewa

Saya suka berhitung. Untung rugi, kuat lemah, menang kalah. Ditimbang-timbang kiri dan kanan, lama dipendam, diperam, meskipun kadang akhirnya belum tentu menyenangkan.



picture credit : http://2.bp.blogspot.com/
Saya juga suka berdalih, yang masuk akal itu lebih baik dari yang absurd. meski sebenarnya saya sendiri susah payah memisahkan mana yang rasional, mana yang cuma khayal.

Hanya yang masuk akal saja yang lalu saya ikuti, selebihnya saya nafikan. Cuma bikin capek, gak jelas ujung pangkalnya.

Sayangnya,
Saya seringkali lupa, bahwa logika saya itu terbatas semata. Batasannya banyak berlapis-lapis tak habis habis. Jatuhnya, saya jadi suka memaklumi diri sendiri.
Harap maklum Saudara Saudari, ya itu yang bisa saya pahami. Jadi cuma itu yang akan saya yakini, yang lainnya saya gak peduli.

Logika itu jadinya gak jauh dari keras kepala, keras hati tak mau kalah. Kalau sudah begitu, tak ada yang lebih dekat hasilnya selain mengundang musuh baru saja.

besok-besok saya mau lego itu logika, tukar tambah dengan yang baru :p, biar bisa ajar diri sendiri supaya tahu diri..

1 komentar: