Lagi-lagi sunyi, semacam inilah malam tertinggal dalam benakku
menyisakan sepotong langit gelap tanpa bintang, dan sepotong bulan malu-malu berselimut awan
Lagi-lagi bimbang, seperti itulah suara dalam hatiku
bersengketa sendiri apakah harus memulai atau menunggu sampai suaramu yang menyapaku terlebih dulu
Lagi-lagi gelisah, sebab penantian tak kunjung usai
seperti tertidur dalam buaian dengan seribu mimpi
tanpa pernah tahu kapan akan terbangun
Tinggal sendiri menghitung waktu, sambil berima menyebut namamu
satu, dua, tiga kali lalu terhenti
saat kudapati hujan turun dengan rinainya yang merah jambu
hatiku jatuh merindu
Adelaide, 24 Maret 2012
sesaat sebelum tengah malam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar